Asam Urat |
Kadar darah asam
urat normal pada laki - laki yaitu 3.6 - 7 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu
2.3 - 6.1 mg/dl (E. Spicher, Jack Smith W. 1994). Penyakit asam urat (Gout atau
Hiperurisemia) adalah suatu
penyakit akibat penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh sehingga
menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis), benjolan pada bagian-bagian tertentu
dari tubuh dan batu pada saluran kemih.
Penyakit asam urat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Penyakit hiperurisemia primer.
Penyebabnya diduga berkaitan dengan faktor genetik,
enzim maupun hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau berkurangnya pengeluaran
asam urat dari tubuh.
2.
Penyebab penyakit hiperurisemia sekunder :
Beberapa hal yang dapat meningkatkan produksi asam urat:
a. Konsumsi makanan yang berkadar purin tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti
dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, yang merupakan unsur
pembentuk protein. Misalnya: daging, jeroan, kepiting, kerang, kacang tanah,
bayam, buncis, kembang kol.
b. Minuman dengan tinggi fruktosa.
c. Penyakit pada darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia,
anemia hemolitik).
d. Mengkonsumsi alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12,
dan obat obatan lain seperti diuretika, dosis rendah asam salisilat, asetosal
dosis rendah, fenilbutazon dan pirazinamid dapat meningkatkan ekskresi cairan
tubuh, namun menurunkan eksresi asam urat pada tubulus ginjal
sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (Lieberman Michael, 2009).
e. Obesitas (kegemukan).
f. Intoksikasi (keracunan timbal).
g. Kadar keton (hasil buangan lemak) yang meninggi yang
ditemukan pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik.
h. Pada pemakaian hormonal untuk terapi seperti hormon
adrenok ortikotropik dan kortikosteroid (Ronco Claudio, Franscesco Rodeghiero,
2005).
Jenis Hiperurisemia
Menurut Lanny tahun 2012, hiperurisemia terdiri dari:
1.
Hiperurisemia Asimtomatik
Hiperurisemia ini terjadi tanpa gejala klinis gout meskipun
kadar asam urat tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan hiperurisemia tahap awal. Sekitar
20 – 40 % penderita mengalami sekali atau beberapa kali serangan kolik renal
sebelum mengalami serangan artritis. Serangan akut gout dan batu ginjal muncul
setelah 20 tahun seseorang mengalami hiperurisemia asimtomatis.
2.
Hiperurisemia Simtomatis
Hiperurisemia ini ditandai dengan adanya gout pada
jaringan sendi, ginjal, jantung, mata hingga organ lain.
Patofisiologi
Hiperurisemia
Sendi yang Sering Terkena |
Manifestasi Klinis
1.
Nyeri hebat pada malam hari (Wijaya Kusuma, 2006).
2.
Sendi yang tererang tampak bengkak, merah, mengkilat dan
teraba panas, dan sulit digerakkan (Wijaya Kusuma, 2006)
3.
Disertai pembentukan kristal natrium urat yang
dinamakan thopi.
4.
Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis.
5.
Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism
Association (ARA), seseorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi
beberapa kriteria berikut :
a.
Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam cairan
sendi.
b.
Terdapat kristal MSO (monosodium urat) di dalam thopi,
ditentukan berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar
terpolarisasi.
c.
Didapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :
- Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali.
- Terjadi peradangan secara maksimal pada hari pertama gejala atau serangan datang.
- Merupakan arthritis monoartikuler (hanya terjadi di satu sisi persendian).
- Sendi yang terserang berwarna kemerahan.
- Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit / membengkak.
- Serangan nyeri unilateral (di salah satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal.
- Serangan nyeri unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
- Adanya thopi (deposit besar dan tidak teratur yang berasal dari natrium urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
- Terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (lebih dari 7,5 mg/dL).
- Pada gambaran radiologis tampak pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
- Pada gambaran radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi.
- Hasil kultur cairan sendi menunjukkan nilai negative.
Komplikasi Hiperurisemia
Menurut Vitahealth tahun 2005 dalam Kertia tahun 2009,
komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat dalam darah adalah:
1.
Kencing batu
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan
mengendap di ginjal dan saluran perkencingan, berupa kristal dan batu.
2.
Merusak ginjal
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal
sehingga merusak ginjal.
3.
Penyakit jantung
Asam urat menyerang endotel lapisan bagian paling
dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi atau rusak, akan
menyebabkan penyakit jantung koroner.
4.
Stroke
Aliran darah tidak lancar akibat penumpukan asam urat
di pembuluh darah yang meningkatkan resiko penyakit stroke.
5.
Merusak saraf
Jika penumpukan asam urat terjadi didekat saraf maka
bisa mengganggu fungsi saraf.
6.
Peradangan tulang
Jika asam urat menumpuk di persendian, lama-lama akan
membentuk tofus yang menyebabkan artrhitis gout akut, sakit rematik atau
peradangan sendi bahkan bisa sampai terjadi kepincangan.
Pengobatan
Penyakit Asam Urat
Menurut Herliana tahun 2013, beberapa pengobatan
penderita hiperurisemia adalah:
1.
Terapi Medis
a.
Obat anti inflamasi nonsteroid
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang
berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
b.
Obat kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti
radang dan menekan reaksi imun. Biasanya obat diberikan dalam bentuk tablet
atau suntikan dibagian sendi yang sakit.
c.
Obat imunosupresif berfungsi untuk menekan reaksi
imun. Obat ini jarang digunakan karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat
menimbulkan penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.
d.
Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan
vitamin dan mineral yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin
dan mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayaran segar yang
berwarna hijau atau orange, seperti wortel.
e.
Obat pengubah perjalanan penyakit artritis reumatoid. Obat
ini harus diberikan setelah seseorang didiagnosa terkena penyakit asam urat.
2.
Menjaga Konsumsi makanan
Mengurangi makanan tinggi purin perlu karena purin
merupakan senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh
3.
Pengobatan Tradisional
Pengobatan
tradisional untuk asam urat dapat berupa akar-akaran ataupun tanaman. Adapun
tanaman obat tradisional yang dapat digunakan dalam pengobatan asam urat antara
lain (Wijayakusuma, 2006):
a. Sidaguri
(Sida rhombifolia L)
Sidaguri (Sida rhombifolia L) |
Kandungan
Kimiawi Sidaguri:
Alkaloid,
kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang, dan zat
philegmatic. Kandungan tiap bagian tumbuhannya:
·
Pada batangnya mengandung tanin dan kalsium oksalat.
·
Pada akarnya pun terdapat kaloid, steroid dan
efedrine.
Alternatif
Pemakaian Sidaguri:
·
Pemakaian luar, tumbuhan Sidaguri digunakan segar dan
dihaluskan untuk selanjutnya diborehkan pada sendi yang sakit.
·
Pemakaian dalam, tumbuhan Sidaguri direbus baik dalam
keadaan segar atau kering dan dicampur dengan bahan lainnya. Gunakan 60 gram
tumbuhan Sidaguri direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian
disaring lalu airnya diminum.
b. Daun Salam (Syzygium
plyanthum)
Daun Salam (Syzygium plyanthum) |
Kandungan Kimia
Daun Salam:
Minyak asiri (sitral, eugenol),
tanin dan flavonoid.
Peranan Daun
Salam
Daun salam
berkhasiat sebagai peluru kencing (diuretik) dan penghilang rasa nyeri
(analgetik).
·
Sebagai diuretic, salam mampu memperbanyak produksi
urine sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.
·
Sebagai analgetik, salam mampu menghilangkan rasa
sakit ketika berjalan.
Cara
Pemakaian Daun Salam
Cuci 7
lembar daun salam segar sampai bersih. Tambahkan 2 gelas air putih, lalu rebus
sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas. Diminum pada pagi dan sore.
c. Sambiloto
(Andrographis peniculata)
Sambiloto (Andrographis peniculata) |
Kandungan
Kimian Tanaman sambiloto:
Deoksiandrografolid,
andrografolid yang merupakan zat pahit, 14 - deoksi-11, 12 - didehidroandrografolid,
neoandrografolid dan homoandrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid dan
beberapa mineral seperti kalium, natrium dan kalsium, asam kersik dan damar.
d. Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) |
Menurut Junaidi tahun 2006 hal - hal yang perlu
diperhatikan pada penderita hiperurisemia adalah:
- Istirahat. Jika terjadi serangan akut, maka sendi harus diistirahatkan.
- Olah raga teratur (senam). Olahraga yang tepat (peregangan dan penguatan) akan membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan meningkatkan daya gerak sendi dan kekuatan otot disekitarnya sehingga otot menyerap bantuan dengan lebih banyak.
- Obat anti inflamasi. Obat anti inflamasi / peradangan dan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat didalam darah misalnya allopurinol, bekerja menghambat pembentukan asam urat di dalam tubuh.
- Berat badan ideal. Bagi mereka yang kegemukan, dianjurkan untuk menurunkan berat badannya kenormal atau bahkan 10-15% dibawah normal.
- Diet rendah purin. Diet rendah purin bertujuan agar seseorang tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi mengandung purin.
- Hindari alcohol. Seseorang yang menderita hiperurisemia, harus menghindari alkohol. Karena alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma, asam laktat plasma yang dihasilkan ini akan menghambat pengeluaran asam urat.
0 komentar:
Posting Komentar